Ini juga tulisan yang panjang (kami bagi menjadi 4 seri) dan karenanya saya menganjurkan pembaca - apa pun keyakinan anda, untuk lebih bersabar dalam menyimaknya dan mudah-mudahan saja dapat pula memahami pandangan Islam tentang issue-issue krusial seputar Isa Alaihissalam - menurut Islam, atau Yesus Kristus - menurut Kristiani, yang seolah tidak ada habisnya diperdebatkan oleh kedua umat ini sejak jaman dahulu hingga hari ini.
Dari begitu banyaknya topik yang selama ini kerap "dipertentangkan" oleh berbagai pihak (maupun kepentingan) melalui polemik terbuka di banyak situs internet - yang ujung-ujungnya sering berubah menjadi ajang saling menghujat - maka dalam tulisan berikut ini saya ingin coba menyoroti, atau lebih tepatnya menelaah kajian terbatas pada hal-hal yang menurut hemat saya sangat prinsip. Untuk itu, demi memelihara adab seperti yang diajarkan Tuhan melalui Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW khususnya kepada umat muslim, maka dengan lebih dulu mengucap Basmalah, mari kita mulai dengan firman Allah SWT berikut ini:
وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ وَقُولُوا آمَنَّا بِالَّذِي أُنزِلَ إِلَيْنَا وَأُنزِلَ إِلَيْكُمْ وَإِلَهُنَا وَإِلَهُكُمْ وَاحِدٌ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
"Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri." (QS. Al-Ankabut[29]:46)
Dalam pengertian yang sangat sederhana, ayat di atas menyiratkan 3 pesan kepada Rasulullah SAW dan tentu saja, kepada seluruh pengikut beliau untuk:
Pertama: Senantiasa menahan diri dari perdebatan (tentang agama) dengan ahli kitab (pengikut ajaran kitabullah - atau kitab-kitab Allah) yang juga diimani umat Islam seperti Zabur (Mazmur), Taurat (Torah) dan Injil sebagai kitab-kitab pendahulu dari Al-Qur'an.
Kedua: Dalam hal terpaksa berdebat, maka tidak ada cara lain yang dibenarkan oleh Allah SWT untuk dilakukan kecuali cara-cara yang paling baik. Dengan demikian, menghujat agama manapun, terutama agama samawi (yang datang dari Allah melalui para nabi dan rasul), di dalam ajaran Islam adalah perbuatan yang jelas-jelas DILARANG!
Ketiga: Kendati ada "pengecualian" tentang larangan berdebat ini, namun sangat penting untuk difahami bahwa itu hanya berlaku kepada orang-orang zalim (atau yang menzalimi agama Allah SWT) dengan tujuan untuk menyampaikan dua pesan penting, yakni bahwa umat Islam mengimani semua kitabullah, dan bahwa sesungguhnya Tuhan dari semua ahli kitab adalah satu, yakni Allah SWT, satu-satunya llahi kepada siapa kita semua diperintahkan untuk tunduk, patuh, dan berserah diri. [1]
Berangkat dari pemahaman sederhana ini, maka marilah selanjutnya sama-sama kita simak penjelasan serba ringkas menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
I. Kenapa Nabi Isa Di Juluki Al Masih?
Jawab:
Tidak diragukan lagi, bahwa nama aslinya adalah Isa. Nama itulah yang disebutkan dalam al-Quran seperti dalam ayat berikut:
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُم
Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: "Hai bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu ..." (QS Ash-Shaff [61]:09)
Dan ayat berikut:
ذَلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ"
"Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya." (QS Maryam [19]:34)
Dan ayat berikut:
وَزَكَرِيَّا وَيَحْيَى وَعِيسَى وَإِلْيَاسَ كُلٌّ مِّنَ الصَّالِحِينَ
"... dan Zakariya, Yahaya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh." (QS Al-An'am [6]:85)
Dan ayat berikut:
إِذْ قَالَ اللّهُ يَا عِيسى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِي عَلَيْكَ وَعَلَى وَالِدَتِكَ إِذْ أَيَّدتُّكَ بِرُوحِ الْقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلاً وَإِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالإِنجِيلَ وَإِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ بِإِذْنِي فَتَنفُخُ فِيهَا فَتَكُونُ طَيْراً بِإِذْنِي وَتُبْرِئُ الأَكْمَهَ وَالأَبْرَصَ بِإِذْنِي وَإِذْ تُخْرِجُ الْمَوتَى بِإِذْنِي وَإِذْ كَفَفْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَنكَ إِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِنْهُمْ إِنْ هَـذَا إِلاَّ سِحْرٌ مُّبِينٌ
"(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai 'Isa putra Maryam, ingatlah ni'mat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata." (QS al-Maidah [5]:110)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat lainnya, seperti di antaranya:
ذْ قَالَتِ الْمَلآئِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِّنْهُ اسْمُهُ
الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهاً فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ
(Ingat!ah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya al-Masih `Isa putera Maryam." ( QS. Ali Imran [3]: 45)
Perhatikan juga firman Allah ini: "Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah." (QS.An-Nisa' [4]:172) dan "Sesungguhnya al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam." (QS. An-Nisaa [4]:171)
Sebagian ulama Salaf berpendapat, nabi Isa dijuluki al-Masih dari kata saaha, yaitu karena beliau sering berpindah tempat, atau banyak berjalan kaki. Pendapat lain mengatakan karena telapak kakinya datar. Dan ada juga yang memberi alasan kata al-Masih dari akar kata ma-sa-ha, karena dengan izin Allah, setiap kali ia mengusap orang yang sakit, maka si sakit segera sembuh.
Laits dan Abu `Ubaid berkata; "Kata al-Masih berasal dari bahasa Ibrani, Machih. Kemudian diserap ke dalam bahasa Arab, dan lafadznya ikut berubah dari huruf Syin Masyih menjadi huruf Sin Masih. Oleh sebab itu, dalam bahasa Arab kata al-Masih tidak ditemui akar katanya." Namun mayoritas ulama (jumhur) berpendapat, bahwa kata al-Masih itu adalah musytaq (memiliki akar kata). Menurut ahli bahasa yang lain, kata al-Masih berarti As Siddiq (yang membenarkan).
Pendapat lain mengatakan, karena sentuhan (masaha) nabi Zakariya kepada Isa. Dan ada juga yang memberi alasan karena nabi Isa berkelana di bumi (dari kata masaha yang artinya qatha'a atau menempuh jarak). Berikutnya ada ahli bahasa yang memberi alasan karena saat terlahir ke bumi, tubuh nabi Isa AS sudah terolesi minyak (dari kata masaha). Pendapat lain, karena nabi Isa AS ketika lahir disentuh oleh keberkahan. Pendapat berikutnya, masih dari kata masaha yang artinya khalaqa; nabi Isa AS diciptakan Allah dengan fisik yang sempurna dan bagus. Dan masih banyak lagi pendapat lain, sebagaimana diterangkan Imam Nawawi dalam Syarh Muslim [Lihat Syarh Kitab al-Imam Muslim li an-Nawawi (Bab tentang al-Masih bin Maryam dan Masih Dajjal), (1/510). Dan lihat juga Fathul Bari Syarh Shahih al-Bukhari, Ibnu Hajar AI 'Asqalani, Kitab Hadits-hadits kisah para nabi. (6/544)].
Wallahu'alam.