Pages

Rabu, 12 Januari 2011

Yasser Arafat Dibunuh dengan Racun

 Teknik meracun seperti itu adalah salah satu unggulan Israel dalam membunuh targetnya.


Mantan Presiden Palestina, Yasser Arafat, diduga tewas karena dibunuh Israel dengan menggunakan racun Thallium. Racun ini menyerang sistem aliran darah dalam tubuh dan menghancurkan organ dalam satu persatu.


"Bahan mematikan ini diambil dari rumput laut dan dibuat menjadi cairan yang tidak berwarna, berasa dan berbau," ujar Bassam Abu Sharif, mantan penasehat senior Yasser Arafat seperti dilansir dari laman berita Al Arabiya, Selasa 11 Januari 2011.


Sharif mengatakan, bahwa laporan ini berdasarkan hasil temuan para ahli racun terkemuka dari Inggris. Dia tidak memberikan nama para ahli ini demi alasan keamanan.


Dia menambahkan, berdasarkan sifatnya, Thallium merupakan bahan yang sangat sulit dideteksi. Salah satu karakteristik racun ini adalah ketika dicampurkan dengan makanan dan minuman, maka tidak akan merubah rasa, warna maupun baunya. Racun ini juga dapat langsung disuntikkan ke pembuluh darah.


"Namun laporan menunjukkan bahwa cara paling efektif agar racun ini menyebar keseluruh tubuh adalah melalui lidah, jadi racun kemungkinan ditambahkan ke air, the dan kopi, atau buah-buahan dan sayuran, bisa juga pada obat," ujar Sharif.


Yasser Arafat meninggal setelah menderita penyakit misterius pada 11 November 2004. Awalnya, diduga dia menderita flu, kemudian berangsur-angsur kondisinya semakin memburuk. 


Dia kemudian dilarikan ke rumah sakit militer Percy di Prancis di bawah pengawasan tim dokter dari Tunisia, Yordania dan Mesir. Dia akhirnya meninggal, dan dokter hanya bisa menjelaskan bahwa dia menderita kelainan darah yang misterius.


Kematian Arafat tersebut persis seperti yang digambarkan Sharif mengenai cara kerja thallium pada tubuh, yaitu menyerang sistem produksi darah. Racun dapat membuat aliran darah terhenti dan tubuh tidak mampu lagi memproduksi darah. 

Jika ini terjadi, maka yang pertama terkena kerusakannya adalah hati, kemudian ginjal, paru-paru, lalu terakhir menghancurkan otak dan menyebabkan kematian.

Sharif mengatakan bahwa teknik meracuni orang seperti ini adalah salah satu senjata unggulan Israel dalam membunuh targetnya. Dia mengatakan, bahwa target berikutnya mungkin adalah Presiden Palestina saat ini, Mahmoud Abbas.





Abu Sharif mengingatkan Presiden Palestina saat ini Mahmoud Abbas atas kemungkinan dia diracun seperti Arafat. "Kemungkinan Israel ingin menyingkirkannya bersama Perdana Menteri Salam Fayyad, Israel ingin Palestina tidak memiliki pemimpin," uajrnya. 

Abu Sharif mengatakan dia juga telah mengingatkan Arafat beberapa bulan sebelum dia diracun. "Saya katakan, racun adalah senjata utama Israel," katanya. 

Yasser Arafat meninggal dunia pada usia 75 tahun di rumah sakit Militer Prancis  11 November 2004 pada pukul 03.30 dini hari waktu setempat. 

Arafat pemimpin Palestina dan seorang penerima Penghargaan Nobel. Semasa hidupnya pernah menjabat sebagai Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Presiden Otoritas Nasional Palestina (PNA), 

Arafat merupakan pemimpin partai politik Fatah yang ia dirikan pada tahun 1959. Arafat menghabiskan sebagian besar hidupnya memerangi Israel untuk memperjuangkan hak menentukan nasib sendiri bagi Palestina.

Peracunan juga pernah dilakukan oleh Israel terhadap TIM relawan Indonesia yang melakukan pengiriman bantuan kemanusiaan untuk palestina yang tergabung pada kapal Mavi Marmara.

Tim Pengacara Muslim (TPM) menyerahkan barang bukti pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan Israel saat menyerang sejumlah relawan kemanusiaan dalam tragedi Freedom Flotila kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) .

Rencananya, barang bukti berupa rekaman medis akan diserahkan perwakilan TPM kepada PBB dalam sidang umum dewan HaM PBB pada 27 september 2010 di Jenewa, Swiss.

Barang bukti akan dibawa dari Indonesia oleh Mehendradatta dan Adnan Wirawan. Namun sebelum menuju Jenewa, kedua perwakilan dan barang bukti akan mendatangi Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mahkamah Internasional di Den Hag.

Barang bukti yang akan diserahkan ke PBB yaitu berupa baju putih yang berlumuran darah, hasil visum relawan, rekaman kejadian dan foto peluru yang diangkat dari tubuh korban.

Selain itu, TPM juga akan membawa berbagai bukti terkait adanya dugaan para relawan telah diracuni oleh Israel. Hal itu diketahui dari hasil cek darah para relawan MER-c yang didapati terkandung racun arsen yang meski tidak langsung mematikan namun paling tidak dapat membuat sakit para korban.

Para relawan yang tergabung dalam Freedom Flotila diserang tentara Israel saat kapal Mavi Marmara yang mereka tumpangi akan menuju Gaza dalam misi kemanusian bagi warga Gaza.

Berita diatas menambah panjang kebiadapan bangsa Zionis ini, yang tercatat dalam sejarah maupun kitab Suci.