Pemisahan diri Paulus dari Jemaat diatas sebenarnya merupakan wujud bekerja dengan baiknya rekayasa Herodes Agung pada diri Paulus. Paulus memang dirancang untuk menjadi mesias boneka untuk menghadapi kebangkitan mesias Israel yang dinubuatkan (Yesus), supaya tidak terulang kejadian Musa menghancurkan kekuasaan Firaun Mesir di Yehuda, karena Mesias yang dinubuatkan ini dikatakan membawa pola Musa.
Kalau kita tengok sejarah bangsa Israel, nama Saulus yang merupakan nama lahir Paulus harusnya merupakan sesuatu yang sangat aneh, terutama untuk orang yang diketahui dibesarkan dalam pendidikan keyahudian yang ketat. Nama itu adalah nama seorang raja blacklist yang dinyatakan oleh alkitab sendiri Allah menyesal telah memilihnya sebagai raja. Siapa yang tidak mengenal raja Saulus yang membangkang kepada Allah? Terlebih lagi orang yang bersangkutan merupakan musuh bebuyutan raja Daud yang dihormati.
Raja Daud berjasa mengalahkan Goliat, dibanggakan oleh seluruh bangsa Israel. Pernah menjadikan bangsa Israel menjadi bangsa yang besar. Ia juga penulis kitab yang selalu dibaca oleh orang-orang Israel untuk menjadi pedoman hidup mereka yang dikenal dengan kitab Mazmur. Di samping itu mesias yang dinubuatkan akan bangkit untuk menyelamatkan bangsa Israel itu dikenal dengan sebutan Anak Daud. Bagaimana mungkin ada orangtua dari kalangan orang Ibrani menamai anaknya dengan nama manusia blacklist, seolah-olah ia tidak peduli bahkan menghina kebesaran raja Daud?
Dari Alkitab sendiri kita mengetahui ternyata Paulus mempunyai bapak romawi (Kisah 22:28, Kisah 23: 27)! Paulus juga melarang keras pengikutnya membicarakan serta mengkait-kaitkan silsilah (Titus 3:9, 1 Timotius 1: 4), apalagi mengkait-kaitkannya dengan hukum Taurat. Ada apakah gerangan di balik semua ini?!!
Supaya kebayang, coba saya urutkan dulu peta ceritanya....
1. Nubuat kedatangan mesias Israel (Yesus)
2. Antisipasi model Firaun Mesir di tanah Yehuda oleh Herodes.
3. Rekayasa mesias tandingan (Kelahiran PAULUS).
4. Kesalahpahaman tentang penyaliban Yesus.
5. Pengejaran dan pembunuhan atas pengikut Yesus.
6. Pertemuan face to face Paulus dgn Yesus di gurun.
7. Paulus dibaptis oleh Ananias Damsyik.
8. Ikut serta memberitakan Taurat bersama murid-murid.
9. Paulus menarik diri dan stand by di Tarsus sebagai jemaat biasa.
10. Paulus dipanggil untuk mengurusi jemaat tak diharapkan.
11. Doktrin kematian kebangkitan terbentuk pada pikiran Paulus.
12. Paulus disidang di Yerusalem tentang penyimpangan ajaran.
13. Paulus memisahkan diri dari jemaat.
14. Penyangkalan Paulus terhadap Yesus.
15. Fitnah Paulus tentang keberadaan murid-murid.
16. Fitnah Paulus tentang keyakinan jemaat bersunat.
-------------------------
1. Nubuat kedatangan mesias Israel (YESUS).
Matius 2:6 Dan engkau betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara yang memeritah Yehuda, karena daripadamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.
Kisah 7:37 Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu
2. Antisipasi model Firaun Mesir di tanah Yehuda oleh Herodes.
Untuk mengantisipasi kebangkitan seorang Musa di tanah Yehuda Herodes Agung memerintahkan pembunuhan terhadap anak-anak umur dua tahun kebawah persis seperti yang dilakukan oleh Firaun Mesir.
Matius 2:16 Herodes menyuruh membunuh semua anak di betlehem dan sekitarnya yang berumur dua tahun kebawah.
3. Rekayasa mesias tandingan (Kelahiran PAULUS).
Untuk mengantisipasi lolos seperti Musa, Herodes Agung merekayasa mesias tandingan untuk menciptakan pihak yang merasa terserang jika mesias yang asli tampil. Direkayasalah suatu kelahiran yang merupakan kebalikan dari kelahiran Yesus (kebalikan dari: yang disebut anak Daud, yang mau menyelamatkan bangsa Israel, yang mau memaklumkan Hukum). Kelahiran tersebut diprogram seolah-olah menjadi kelahiran mesias yang dijanjikan untuk Israel di mata sebagian imam-imam Israel untuk menangkal kegelisahan mereka tentang kekuasaan di Yehuda.
Ia akan dididik ketat dengan tradisi keyahudian tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga ia juga bagian dari Romawi. Jadi ia harus menjadi yahudi juga romawi juga. Sehingga nanti tidak akan memihak kepada Yahudi saja, seperti yang pernah dilakukan oleh Musa yang hanya membela sesama yahudinya yang menghajar sampai mati seorang Mesir. Terhadap Herodes Muda Galilea ia harus satu darah, jadi tidak akan terulang kejadian seperti Musa yang melupakan total persaudaraannya dengan Ramses (Firaun Muda) karena ia memang tidak sedarah. Bahkan sedikitpun Musa tidak punya darah Mesir. Ia hanya seorang anak Ibrani yang dipungut dari sungai nil.
Mesias rekayasa ini juga harus lahir di luar tradisi bangsa Israel yang wajar tentang pernikahan. Ini termasuk bagian yang penting untuk menjadi oposisi dari mesias yang sesungguhnya, karena salah satu nubuat tentang kedatangan sang mesias adalah mau memaklumkan Hukum kepada bangsa-bangsa. Maka untuk itu semua lahirlah nama Saulus oleh Herodes Agung terhadap seorang perempuan suku benyamin, di luar tradisi pernikahan yang wajar menurut ukuran Taurat (lahir dari pelanggaran hukum).
Demikianlah kelahiran mesias tandingan itu diprogram, bila mesias yang sesungguhnya itu lolos dari pembunuhan massal anak dua tahun kebawah itu, maka akan ada yang melawannya secara pribadi untuk Romawi dari kalangan orang yahudi sendiri. Atau jika mesias rekayasa ini sendiri menjadi sangat kuat dan berkuasa, diharapkan Romawi juga akan tetap aman.
4. Kesalahpahaman tentang penyaliban Yesus.
Orang-orang Yahudi merasa telah membunuh Yesus di tiang salib, dengan kata lain, mereka merasa telah membuktikan Yesus nabi palsu, karena menurut Taurat dan yang telah menjadi pengetahuan turun-temurun, orang yang mati di kayu salib itu orang terkutuk. Padahal hanya diserupakan seperti itu bagi mereka (diserupakan seperti mereka telah membunuhnya). Yang jelas mereka tidak membunuhnya dengan cara apapun (termasuk membunuh dengan cara menyalibkannya), dengan demikian Yesus bukan nabi palsu. Ia adalah utusan Allah yang benar untuk bangsa Israel. Namun mereka telah menyia-nyiakan Yesus.
Untuk membersihkan nama baiknya, Yesus melakukan perjalanan keliling selama empat puluh hari menemui murid-muridnya untuk mengklarifikasi ketidakmatiannya. Termasuk juga terhadap Paulus, untuk menghentikannya upayanya membinasakan jemaat di Damsyik.
5. Pengejaran dan pembunuhan atas pengikut Yesus.
Karena sepengetahuan mereka Yesus mati di tiang salib (seolah terbukti nabi palsu), maka mereka melakukan pengejaran dan pembunuhan terhadap pengikut Yesus sampai ke daerah-daerah di luar Israel. Khususnya Saulus yang sangat bersemangat melakukan itu dengan modal surat kuasa dari imam besar bermaksud menyeret para pengikut Yesus yang berada di Damsyik juga.
6. Pertemuan face to face Paulus dgn Yesus di gurun.
Rencana pembinasaan ke Damsyik diketahui oleh Yesus, maka Yesus menemui Paulus secara pribadi dengan menyamar sambil membuktikan dirinya tidak mati kepada Paulus. Dengan membuktikan diri tidak mati tidak mungkin gagal menghentikan usaha pembinasaan yang keji itu. Paulus pun tidak mempunyai pilihan lain selain dari percaya dan berbaptis. Di kemudian hari Paulus menjadi tinggi hati dan memisahkan diri lagi dari jemaat. Untuk membenarkan ajaran sesatnya (Kematian-Kebangkitan), pertemuannya dengan Yesus itu diceritakan oleh Paulus dengan bahasa yang disamarkan dengan mengatakan melihat cahaya yang terang benderang. Padahal sesungguhnya ia bertemu langsung dengan Yesus: face to face.
7. Paulus dibaptis oleh Ananias Damsyik.
Ketika Paulus hendak berbaptis, Yesus tidak sudi membaptiskannya secara pribadi karena perbuatannya yang mau memberantas jemaat itu. Juga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari seperti meninggikan diri terhadap para murid soko guru jemaat, atau bahkan kalau-kalau ia adalah antikristus yang telah dinubuatkan. Oleh karena itu oleh perintah dari Yesus sendiri, ia dibaptiskan oleh seseorang bernama Ananias yang levelnya ada dibawah murid-murid soko guru jemaat.
8. Ikut serta memberitakan Taurat bersama murid-murid.
Setelah Paulus berbaptis, atas pesan Yesus sendiri pengetahuan dan kemampuan retorikanya segera dimanfaatkan untuk mempengaruhi para penguasa dan pembesar. Tapi hal ini diceritakan dalam Bibel seolah-olah Yesus sangat bergantung kepadanya soal pemberitaan. Mungkin melibatkannya dalam pemberitaan secepat itu akan membuatnya tinggi hati, namun setidaknya ada dua hal yang harus segera dilakukan menyangkut Paulus ini, yaitu: satu, keimanannya harus ditingkatkan terus untuk meredam keantikristusannya untuk sekian lama jika ia ternyata antikristus yang diramalkan itu. Kedua, pengetahuan dan kemampuan retorikanya dapat dipakai untuk mempengaruhi para pembesar.
9. Paulus menarik diri dan stand by di Tarsus sebagai jemaat biasa.
Setelah beberapa lama memperkuat pemberitaan bersama murid-murid, akhirnya Paulus stand by di Tarsus. Setidak-tidaknya ada 3 penyebab Paulus tidak lagi terlibat dalam pemberitaan bersama murid-murid.
a. Mau dibunuh oleh orang-orang yahudi karena Paulus mengajarkan Yesus mesias.
b. Merasa dikucilkan oleh jemaat karena masa lalunya, mungkin juga sudah dicurigai sebagai antikristus.
c. Meninggikan diri dan merasa dengki terhadap kedudukan murid-murid (1Timotius 3: 6).
10. Paulus dipanggil untuk mengurusi jemaat tak diharapkan.
Di Anthiokia mulai banyak orang-orang Yunani masuk jemaat, tapi mereka dibiarkan tidak bersunat dan memakan makanan yang diharamkan. Mereka disebut jemaat tak bersunat. Jika dikaitkan dengan misi asli pemberitaan Yesus, mereka ini merupakan jemaat tak diharapkan. Paulus dipanggil untuk mengurusi jemaat tak diharapkan ini. Ini bisa memberdayakan Paulus yang selama ini non aktif, dimana seolah-olah ia memperoleh lahan kerja dalam pemberitaan yang tidak mengganggu wibawa murid-murid dengan ketinggian hatinya. Tapi ternyata disinilah mulai bergulirnya keantikristusan Paulus. Di Anthiokia ini jugalah nama baru pertama kali digunakan untuk jemaat tak bersunat, yaitu sebutan “kristen”.
Pemanggilan Paulus ini bukan atas perintah dari Yesus tapi merupakan prakarsa dari sidang jemaat atas laporan banyaknya jemaat non yahudi di Anthiokia atas peran beberapa orang jemaat dari Siprus dan Kirene. Jadi bukan Paulus yang memulai menarik jemaat tak bersunat ini. Bahkan sebelum itu Petrus pun telah melakukan pembaptisan terhadap orang non Israel bernama Kornelius, tapi mendapat teguran dari sidang jemaat. Jadi sekali lagi bukan paulus yang memulai menarik orang tak bersunat ke dalam jemaat. Dan sebenarnya jemaat non yahudi itu adalah jemaat tak diharapkan.
Penerimaan terhadap orang-orang bukan yahudi ke dalam jemaat selalu disertai dengan keraguan, yaitu apakah mereka diterima atau tidak ke dalam jemaat. Ketika Yesus pun memuji keimanan seorang wanita samaria, ia terlebih dahulu mengatakan: tidak pantas roti untuk anak-anak di lemparkan kepada anjing. Bahkan murid-murid yang menyertainya meminta izin untuk mengusir wanita itu. Semua ini menandakan bahwa jemaat tak bersunat bukan sentral pemberitaan. Jika jemaat tak bersunat tiba-tiba menjadi sentral pemberitaan oleh Paulus yang mana berpengaruh kepada isi seluruh keyakinan, ini merupakan sesuatu yang lain.
Yang perlu mendapat perhatian adalah, salah satu dari pengajar di Anthiokia ada yang bernama Menahem, seorang yang tercatat di Alkitab dibesarkan bersama dengan raja wilayah Herodes (Kisah 13:1). Pertanyaannya, bagaimana bisa seorang Menahem yang satu asuhan dengan Herodes yang disebut serigala oleh Yesus (Lukas 13: 31-32) bisa menjadi pengajar untuk jemaat tak bersunat di Anthiokia bersama dengan Paulus? Dari mana aksesnya? Dari Paulus tentu saja.
Kalau Paulus punya akses khusus dengan Menahem yang satu asuhan dengan Herodes tentu Paulus punya akses khusus juga dengan Herodesnya sendiri. Karena memang Paulus bersaudara dengan raja wilayah Herodes, namun hal ini dirahasiakan sedemikian rupa. Itu pulalah sebabnya Paulus melarang membicarakan silsilah (Titus 3:9, 1 Timotius 1: 4). Tidak heran ketika Paulus mendapat perkara, ia mendapat perlindungan di istana Herodes (Kisah 23:35).
Menahem mempunyai kesamaan dengan Paulus dalam hal nama. Sama-sama memakai nama raja Israel. Bedanya Paulus lebih banyak diasuh dalam situasi keyahudian di bawah pimpinan Gamaliel, sedangkan Menahem lebih banyak diasuh dalam situasi keromawian di lingkungan istana. Dan juga, jika melihat kepada sikap Herodes yang menganggap Yohanes Pembaptis sebagai seorang nabi dan sikap penasarannya menanti-nantikan pertemuan dengan Yesus, maka dapat dipastikan bahwa Herodes pun mendapatkan pendidikan keyahudian yang terprogram. Dengan demikian baik raja wilayah Herodes, Menahem dan Paulus berada di bawah satu rancangan asuhan. Dan tentunya mereka satu bapak!!
11. Doktrin kematian kebangkitan terbentuk pada pikiran Paulus.
Ketidakselarasan Paulus dalam banyak hal dengan jemaat membuat pikiran-pikiran terkutuk muncul di dalam dirinya. Ia mengkaitkan kelahiran dirinya dengan keberadaan jemaat tak bersunat, yang sama-sama di luar hukum dan tradisi yang wajar bangsa Israel. Jika hal ini dimanifestasikan ke dalam suatu ajaran tentunya “PEMBATALAN HUKUM” akan dapat membebaskan dirinya dari ikatan dengan murid-murid bahkan ikatan dengan Yesus sekalipun. Dengan demikian panas hatinya akan hilang dan seakan ia menemukan jati dirinya dan memperoleh kemerdekaan, sekalipun itu merupakan kekafiran.
Tetapi apakah yang akan menjadi tanda pembatalan hukum di dalam kedatangan Yesus? Jawabnya: suatu kematian! Bukankah semua orang mengetahui bahwa Yesus telah digantung di tiang salib? Bukankah Imam Besar Kayafas telah menantangnya untuk turun dari kayu salib namun ia tidak berdaya yang mana disaksikan oleh banyak orang? Bahkan “mukjizat” mempercayai “kematian” Yesus ini bukan hanya membersihkan nama baik diri Paulus terhadap ukuran Hukum, tetapi juga terangkatnya Yesus (baca: kepergiannya) sebagai konsekwensi dari penolakan Israel ditambah dengan pengetahuan Paulus yang luas dapat menempatkan Paulus pada suatu posisi yang setara dengan posisi seorang mesias yang punya wewenang menetapkan prinsip-prinsip dan dasar-dasar keyakinan.
“Kematian” Yesus itu harus diasumsikan Yesus mati bersama ajaran pernyataan Hukumnya itu, sebagai karunia mulai tidak dihitungnya segala kesalahan manusia, ditiadakannya dosa, lalu rohnya bangkit di dalam diri Paulus dengan ajaran lain yaitu ajaran pembatalan Hukum. Untuk dapat ditangkap oleh semua orang dan terdengar membahagiakan pembatalan hukum ini disebut sebagai pengampunan dosa. Paulus sendiri menjadi rasul seperti murid-murid menyebarluaskan ajaran tersebut. Segala sesuatu yang diperlukan untuk memutuskan diri dari jemaat Yerusalem yang mengajarkan pernyataan Hukum dan kepemimpinan para murid ada semua di situ seperti disediakan dari langit. Maka Paulus tinggal meyakinkan kepada orang-orang untuk mempercayai adanya kematian dan kebangkitan Yesus. Untuk itu ia harus nekad berdusta mengatakan Yesus mati di kayu salib, sekalipun Yesus telah membuktikan diri hidup di depan mata kepalanya sendiri saat di gurun, sebagaimana yang dilakukan Yesus kepada murid-murid dan seluruh jemaat.
Kelemahan ide Paulus ini adalah tidak bisa diajarkan kepada orang-orang Israel apalagi terhadap orang-orang Israel anggota jemaat. Itulah sebabnya Paulus mengumumkan dirinya telah dipilih sebagai rasul untuk orang-orang tak bersunat.
Paulus mempertemukan hal-hal dibawah ini untuk membentuk ajarannya
(Beginilah bagaimana keantikristusan diberikan jalan):
1. Kelahiran dirinya yang di luar tradisi yang wajar (Ayah romawi dan ibu yahudi)
2. Adanya rancangan rekayasa dalam dirinya (nama saulusnya dan kaitan-kaitannya).
3. Anggapan Yesus mati di tiang.
4. Kenyataan ramainya orang-orang tak bersunat masuk ke dalam jemaat
5. Adanya pengucilan oleh jemaat bersunat terhadap dirinya
6. Kemustahilan Israel memikul ajaran cinta kasih (keadilan, kesetiaan, belas kasihan).
7. Nubuat dikutuknya bangsa Israel.
8. Nubuat bangsa lain (Arab) menjadi bangsa pilihan.
9. Sikap antipati bangsa Israel terhadap bangsa Arab
10. Pertemuan di gurun yang sangat mendukung.
11. Yesus tidak membaptiskannya secara pribadi.
Tapi karena tidak ada yang namanya kematian Yesus di tiang, maka ajaran tersebut adalah ajaran dusta. Namun dusta bagi orang yang telah putus asa dari rahmat Allah seperti Paulus tentu tidak ada dosanya:
Ro 3:7 Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?
12. Paulus disidang di Yerusalem tentang penyimpangan ajaran.
Paulus dipanggil ke Yerusalem untuk ditanyai tentang penyimpangan-penyimpangan yang ia ajarkan di daerah-daerah lain. Namun dalam Sidang Jemaat ia dapat memenangkan perdebatan dengan pemutarbalikannya sehingga ia dibiarkan oleh murid-murid, apalagi ia “membuktikan diri” dengan membawa persembahan yang banyak atas nama jemaat tak bersunat.
Dan terkait dengan kegelisahan orang-orang yahudi luar jemaat, ada dari murid-murid menyarankan agar Paulus berpura-pura mentahirkan diri dengan tradisi yahudi karena mereka juga telah mendengar khabar dirinya mengajarkan pembatalan Taurat di daerah-daerah lain itu. Mereka ini juga membawa Paulus ke sebuah sidang, namun dalam hal ini Paulus memastikan kepada mereka bahwa Yesus hidup alias tidak mati (Kisah 25:19), padahal kepada jemaat tak bersunatnya ia mengaku Yesus mati. Inilah yang ia maksudkan dengan dua sikap terhadap yahudi dan bukan yahudi untuk memenangkan hati mereka (1Korintus 9: 19-22).
13. Paulus memisahkan diri dari jemaat.
Dengan alasan kelahirannya Paulus yakin bahwa dirinya memang ditakdirkan untuk membatalkan ajaran Hukum, dengan demikian ia merasa ditakdirkan tidak sejalan dengan Yesus yang menyatakan Hukum. Dengan kata lain ia tahu dirinya ditakdirkan menjadi antikristus. Paulus telah menemukan allahnya sendiri. Maka Paulus memberanikan diri memisahkan diri dari Yesus dan kepemimpinan murid-murid melalui perkataannya dibawah ini:
Galatia 1: 15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, 16 berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; 17 juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.
Roma 9: 3 Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.
14. Penyangkalan Paulus terhadap Yesus.
Sumpah apapun yang dinyatakan oleh Paulus tentang hubungan dirinya dengan Yesus sesungguhnya hanyalah sumpah palsu, karena sesungguhnya Paulus menyangkal Yesus.
Pernyataan Yohanes dari jemaat Yerusalem:
2Yohanes 1:7 Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.
Pernyataan-pernyataan Paulus dari jemaat Makedonia:
2Korintus 5: 16 Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. 17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
Roma 10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
Ibrani 6: 1 Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, 2 yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal. 3 Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya.
2Korintus 12: 2 Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. 3 Aku juga tahu tentang orang itu, --entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- 4 ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. 5 Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.
Roma 9: 3 Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.
15. Fitnah Paulus tentang keberadaan murid-murid.
Galatia 2:6 Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu--bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka--bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku.
2Korintus 11: 4 Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima. 5 Tetapi menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu.
2Korintus 11: 13 Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. 14 Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. 15 Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.
2Korintus 11: 22 Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga orang Ibrani! Apakah mereka orang Israel? Aku juga orang Israel. Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga keturunan Abraham! 23 Apakah mereka pelayan Kristus? --aku berkata seperti orang gila--aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.
16. Fitnah Paulus tentang keyakinan jemaat bersunat.
Roma 3:20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Galatia 3:11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman."
Galatia 5:2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.
Bandingkan dengan pernyataan-pernyataan dibawah ini:
Kejadian 17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; 11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
Matius 8:11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga,
Matius 12:18 "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan Hukum kepada bangsa-bangsa.
Kalau kita tengok sejarah bangsa Israel, nama Saulus yang merupakan nama lahir Paulus harusnya merupakan sesuatu yang sangat aneh, terutama untuk orang yang diketahui dibesarkan dalam pendidikan keyahudian yang ketat. Nama itu adalah nama seorang raja blacklist yang dinyatakan oleh alkitab sendiri Allah menyesal telah memilihnya sebagai raja. Siapa yang tidak mengenal raja Saulus yang membangkang kepada Allah? Terlebih lagi orang yang bersangkutan merupakan musuh bebuyutan raja Daud yang dihormati.
Raja Daud berjasa mengalahkan Goliat, dibanggakan oleh seluruh bangsa Israel. Pernah menjadikan bangsa Israel menjadi bangsa yang besar. Ia juga penulis kitab yang selalu dibaca oleh orang-orang Israel untuk menjadi pedoman hidup mereka yang dikenal dengan kitab Mazmur. Di samping itu mesias yang dinubuatkan akan bangkit untuk menyelamatkan bangsa Israel itu dikenal dengan sebutan Anak Daud. Bagaimana mungkin ada orangtua dari kalangan orang Ibrani menamai anaknya dengan nama manusia blacklist, seolah-olah ia tidak peduli bahkan menghina kebesaran raja Daud?
Dari Alkitab sendiri kita mengetahui ternyata Paulus mempunyai bapak romawi (Kisah 22:28, Kisah 23: 27)! Paulus juga melarang keras pengikutnya membicarakan serta mengkait-kaitkan silsilah (Titus 3:9, 1 Timotius 1: 4), apalagi mengkait-kaitkannya dengan hukum Taurat. Ada apakah gerangan di balik semua ini?!!
Supaya kebayang, coba saya urutkan dulu peta ceritanya....
1. Nubuat kedatangan mesias Israel (Yesus)
2. Antisipasi model Firaun Mesir di tanah Yehuda oleh Herodes.
3. Rekayasa mesias tandingan (Kelahiran PAULUS).
4. Kesalahpahaman tentang penyaliban Yesus.
5. Pengejaran dan pembunuhan atas pengikut Yesus.
6. Pertemuan face to face Paulus dgn Yesus di gurun.
7. Paulus dibaptis oleh Ananias Damsyik.
8. Ikut serta memberitakan Taurat bersama murid-murid.
9. Paulus menarik diri dan stand by di Tarsus sebagai jemaat biasa.
10. Paulus dipanggil untuk mengurusi jemaat tak diharapkan.
11. Doktrin kematian kebangkitan terbentuk pada pikiran Paulus.
12. Paulus disidang di Yerusalem tentang penyimpangan ajaran.
13. Paulus memisahkan diri dari jemaat.
14. Penyangkalan Paulus terhadap Yesus.
15. Fitnah Paulus tentang keberadaan murid-murid.
16. Fitnah Paulus tentang keyakinan jemaat bersunat.
-------------------------
1. Nubuat kedatangan mesias Israel (YESUS).
Matius 2:6 Dan engkau betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara yang memeritah Yehuda, karena daripadamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.
Kisah 7:37 Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu
2. Antisipasi model Firaun Mesir di tanah Yehuda oleh Herodes.
Untuk mengantisipasi kebangkitan seorang Musa di tanah Yehuda Herodes Agung memerintahkan pembunuhan terhadap anak-anak umur dua tahun kebawah persis seperti yang dilakukan oleh Firaun Mesir.
Matius 2:16 Herodes menyuruh membunuh semua anak di betlehem dan sekitarnya yang berumur dua tahun kebawah.
3. Rekayasa mesias tandingan (Kelahiran PAULUS).
Untuk mengantisipasi lolos seperti Musa, Herodes Agung merekayasa mesias tandingan untuk menciptakan pihak yang merasa terserang jika mesias yang asli tampil. Direkayasalah suatu kelahiran yang merupakan kebalikan dari kelahiran Yesus (kebalikan dari: yang disebut anak Daud, yang mau menyelamatkan bangsa Israel, yang mau memaklumkan Hukum). Kelahiran tersebut diprogram seolah-olah menjadi kelahiran mesias yang dijanjikan untuk Israel di mata sebagian imam-imam Israel untuk menangkal kegelisahan mereka tentang kekuasaan di Yehuda.
Ia akan dididik ketat dengan tradisi keyahudian tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga ia juga bagian dari Romawi. Jadi ia harus menjadi yahudi juga romawi juga. Sehingga nanti tidak akan memihak kepada Yahudi saja, seperti yang pernah dilakukan oleh Musa yang hanya membela sesama yahudinya yang menghajar sampai mati seorang Mesir. Terhadap Herodes Muda Galilea ia harus satu darah, jadi tidak akan terulang kejadian seperti Musa yang melupakan total persaudaraannya dengan Ramses (Firaun Muda) karena ia memang tidak sedarah. Bahkan sedikitpun Musa tidak punya darah Mesir. Ia hanya seorang anak Ibrani yang dipungut dari sungai nil.
Mesias rekayasa ini juga harus lahir di luar tradisi bangsa Israel yang wajar tentang pernikahan. Ini termasuk bagian yang penting untuk menjadi oposisi dari mesias yang sesungguhnya, karena salah satu nubuat tentang kedatangan sang mesias adalah mau memaklumkan Hukum kepada bangsa-bangsa. Maka untuk itu semua lahirlah nama Saulus oleh Herodes Agung terhadap seorang perempuan suku benyamin, di luar tradisi pernikahan yang wajar menurut ukuran Taurat (lahir dari pelanggaran hukum).
Demikianlah kelahiran mesias tandingan itu diprogram, bila mesias yang sesungguhnya itu lolos dari pembunuhan massal anak dua tahun kebawah itu, maka akan ada yang melawannya secara pribadi untuk Romawi dari kalangan orang yahudi sendiri. Atau jika mesias rekayasa ini sendiri menjadi sangat kuat dan berkuasa, diharapkan Romawi juga akan tetap aman.
4. Kesalahpahaman tentang penyaliban Yesus.
Orang-orang Yahudi merasa telah membunuh Yesus di tiang salib, dengan kata lain, mereka merasa telah membuktikan Yesus nabi palsu, karena menurut Taurat dan yang telah menjadi pengetahuan turun-temurun, orang yang mati di kayu salib itu orang terkutuk. Padahal hanya diserupakan seperti itu bagi mereka (diserupakan seperti mereka telah membunuhnya). Yang jelas mereka tidak membunuhnya dengan cara apapun (termasuk membunuh dengan cara menyalibkannya), dengan demikian Yesus bukan nabi palsu. Ia adalah utusan Allah yang benar untuk bangsa Israel. Namun mereka telah menyia-nyiakan Yesus.
Untuk membersihkan nama baiknya, Yesus melakukan perjalanan keliling selama empat puluh hari menemui murid-muridnya untuk mengklarifikasi ketidakmatiannya. Termasuk juga terhadap Paulus, untuk menghentikannya upayanya membinasakan jemaat di Damsyik.
5. Pengejaran dan pembunuhan atas pengikut Yesus.
Karena sepengetahuan mereka Yesus mati di tiang salib (seolah terbukti nabi palsu), maka mereka melakukan pengejaran dan pembunuhan terhadap pengikut Yesus sampai ke daerah-daerah di luar Israel. Khususnya Saulus yang sangat bersemangat melakukan itu dengan modal surat kuasa dari imam besar bermaksud menyeret para pengikut Yesus yang berada di Damsyik juga.
6. Pertemuan face to face Paulus dgn Yesus di gurun.
Rencana pembinasaan ke Damsyik diketahui oleh Yesus, maka Yesus menemui Paulus secara pribadi dengan menyamar sambil membuktikan dirinya tidak mati kepada Paulus. Dengan membuktikan diri tidak mati tidak mungkin gagal menghentikan usaha pembinasaan yang keji itu. Paulus pun tidak mempunyai pilihan lain selain dari percaya dan berbaptis. Di kemudian hari Paulus menjadi tinggi hati dan memisahkan diri lagi dari jemaat. Untuk membenarkan ajaran sesatnya (Kematian-Kebangkitan), pertemuannya dengan Yesus itu diceritakan oleh Paulus dengan bahasa yang disamarkan dengan mengatakan melihat cahaya yang terang benderang. Padahal sesungguhnya ia bertemu langsung dengan Yesus: face to face.
7. Paulus dibaptis oleh Ananias Damsyik.
Ketika Paulus hendak berbaptis, Yesus tidak sudi membaptiskannya secara pribadi karena perbuatannya yang mau memberantas jemaat itu. Juga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari seperti meninggikan diri terhadap para murid soko guru jemaat, atau bahkan kalau-kalau ia adalah antikristus yang telah dinubuatkan. Oleh karena itu oleh perintah dari Yesus sendiri, ia dibaptiskan oleh seseorang bernama Ananias yang levelnya ada dibawah murid-murid soko guru jemaat.
8. Ikut serta memberitakan Taurat bersama murid-murid.
Setelah Paulus berbaptis, atas pesan Yesus sendiri pengetahuan dan kemampuan retorikanya segera dimanfaatkan untuk mempengaruhi para penguasa dan pembesar. Tapi hal ini diceritakan dalam Bibel seolah-olah Yesus sangat bergantung kepadanya soal pemberitaan. Mungkin melibatkannya dalam pemberitaan secepat itu akan membuatnya tinggi hati, namun setidaknya ada dua hal yang harus segera dilakukan menyangkut Paulus ini, yaitu: satu, keimanannya harus ditingkatkan terus untuk meredam keantikristusannya untuk sekian lama jika ia ternyata antikristus yang diramalkan itu. Kedua, pengetahuan dan kemampuan retorikanya dapat dipakai untuk mempengaruhi para pembesar.
9. Paulus menarik diri dan stand by di Tarsus sebagai jemaat biasa.
Setelah beberapa lama memperkuat pemberitaan bersama murid-murid, akhirnya Paulus stand by di Tarsus. Setidak-tidaknya ada 3 penyebab Paulus tidak lagi terlibat dalam pemberitaan bersama murid-murid.
a. Mau dibunuh oleh orang-orang yahudi karena Paulus mengajarkan Yesus mesias.
b. Merasa dikucilkan oleh jemaat karena masa lalunya, mungkin juga sudah dicurigai sebagai antikristus.
c. Meninggikan diri dan merasa dengki terhadap kedudukan murid-murid (1Timotius 3: 6).
10. Paulus dipanggil untuk mengurusi jemaat tak diharapkan.
Di Anthiokia mulai banyak orang-orang Yunani masuk jemaat, tapi mereka dibiarkan tidak bersunat dan memakan makanan yang diharamkan. Mereka disebut jemaat tak bersunat. Jika dikaitkan dengan misi asli pemberitaan Yesus, mereka ini merupakan jemaat tak diharapkan. Paulus dipanggil untuk mengurusi jemaat tak diharapkan ini. Ini bisa memberdayakan Paulus yang selama ini non aktif, dimana seolah-olah ia memperoleh lahan kerja dalam pemberitaan yang tidak mengganggu wibawa murid-murid dengan ketinggian hatinya. Tapi ternyata disinilah mulai bergulirnya keantikristusan Paulus. Di Anthiokia ini jugalah nama baru pertama kali digunakan untuk jemaat tak bersunat, yaitu sebutan “kristen”.
Pemanggilan Paulus ini bukan atas perintah dari Yesus tapi merupakan prakarsa dari sidang jemaat atas laporan banyaknya jemaat non yahudi di Anthiokia atas peran beberapa orang jemaat dari Siprus dan Kirene. Jadi bukan Paulus yang memulai menarik jemaat tak bersunat ini. Bahkan sebelum itu Petrus pun telah melakukan pembaptisan terhadap orang non Israel bernama Kornelius, tapi mendapat teguran dari sidang jemaat. Jadi sekali lagi bukan paulus yang memulai menarik orang tak bersunat ke dalam jemaat. Dan sebenarnya jemaat non yahudi itu adalah jemaat tak diharapkan.
Penerimaan terhadap orang-orang bukan yahudi ke dalam jemaat selalu disertai dengan keraguan, yaitu apakah mereka diterima atau tidak ke dalam jemaat. Ketika Yesus pun memuji keimanan seorang wanita samaria, ia terlebih dahulu mengatakan: tidak pantas roti untuk anak-anak di lemparkan kepada anjing. Bahkan murid-murid yang menyertainya meminta izin untuk mengusir wanita itu. Semua ini menandakan bahwa jemaat tak bersunat bukan sentral pemberitaan. Jika jemaat tak bersunat tiba-tiba menjadi sentral pemberitaan oleh Paulus yang mana berpengaruh kepada isi seluruh keyakinan, ini merupakan sesuatu yang lain.
Yang perlu mendapat perhatian adalah, salah satu dari pengajar di Anthiokia ada yang bernama Menahem, seorang yang tercatat di Alkitab dibesarkan bersama dengan raja wilayah Herodes (Kisah 13:1). Pertanyaannya, bagaimana bisa seorang Menahem yang satu asuhan dengan Herodes yang disebut serigala oleh Yesus (Lukas 13: 31-32) bisa menjadi pengajar untuk jemaat tak bersunat di Anthiokia bersama dengan Paulus? Dari mana aksesnya? Dari Paulus tentu saja.
Kalau Paulus punya akses khusus dengan Menahem yang satu asuhan dengan Herodes tentu Paulus punya akses khusus juga dengan Herodesnya sendiri. Karena memang Paulus bersaudara dengan raja wilayah Herodes, namun hal ini dirahasiakan sedemikian rupa. Itu pulalah sebabnya Paulus melarang membicarakan silsilah (Titus 3:9, 1 Timotius 1: 4). Tidak heran ketika Paulus mendapat perkara, ia mendapat perlindungan di istana Herodes (Kisah 23:35).
Menahem mempunyai kesamaan dengan Paulus dalam hal nama. Sama-sama memakai nama raja Israel. Bedanya Paulus lebih banyak diasuh dalam situasi keyahudian di bawah pimpinan Gamaliel, sedangkan Menahem lebih banyak diasuh dalam situasi keromawian di lingkungan istana. Dan juga, jika melihat kepada sikap Herodes yang menganggap Yohanes Pembaptis sebagai seorang nabi dan sikap penasarannya menanti-nantikan pertemuan dengan Yesus, maka dapat dipastikan bahwa Herodes pun mendapatkan pendidikan keyahudian yang terprogram. Dengan demikian baik raja wilayah Herodes, Menahem dan Paulus berada di bawah satu rancangan asuhan. Dan tentunya mereka satu bapak!!
11. Doktrin kematian kebangkitan terbentuk pada pikiran Paulus.
Ketidakselarasan Paulus dalam banyak hal dengan jemaat membuat pikiran-pikiran terkutuk muncul di dalam dirinya. Ia mengkaitkan kelahiran dirinya dengan keberadaan jemaat tak bersunat, yang sama-sama di luar hukum dan tradisi yang wajar bangsa Israel. Jika hal ini dimanifestasikan ke dalam suatu ajaran tentunya “PEMBATALAN HUKUM” akan dapat membebaskan dirinya dari ikatan dengan murid-murid bahkan ikatan dengan Yesus sekalipun. Dengan demikian panas hatinya akan hilang dan seakan ia menemukan jati dirinya dan memperoleh kemerdekaan, sekalipun itu merupakan kekafiran.
Tetapi apakah yang akan menjadi tanda pembatalan hukum di dalam kedatangan Yesus? Jawabnya: suatu kematian! Bukankah semua orang mengetahui bahwa Yesus telah digantung di tiang salib? Bukankah Imam Besar Kayafas telah menantangnya untuk turun dari kayu salib namun ia tidak berdaya yang mana disaksikan oleh banyak orang? Bahkan “mukjizat” mempercayai “kematian” Yesus ini bukan hanya membersihkan nama baik diri Paulus terhadap ukuran Hukum, tetapi juga terangkatnya Yesus (baca: kepergiannya) sebagai konsekwensi dari penolakan Israel ditambah dengan pengetahuan Paulus yang luas dapat menempatkan Paulus pada suatu posisi yang setara dengan posisi seorang mesias yang punya wewenang menetapkan prinsip-prinsip dan dasar-dasar keyakinan.
“Kematian” Yesus itu harus diasumsikan Yesus mati bersama ajaran pernyataan Hukumnya itu, sebagai karunia mulai tidak dihitungnya segala kesalahan manusia, ditiadakannya dosa, lalu rohnya bangkit di dalam diri Paulus dengan ajaran lain yaitu ajaran pembatalan Hukum. Untuk dapat ditangkap oleh semua orang dan terdengar membahagiakan pembatalan hukum ini disebut sebagai pengampunan dosa. Paulus sendiri menjadi rasul seperti murid-murid menyebarluaskan ajaran tersebut. Segala sesuatu yang diperlukan untuk memutuskan diri dari jemaat Yerusalem yang mengajarkan pernyataan Hukum dan kepemimpinan para murid ada semua di situ seperti disediakan dari langit. Maka Paulus tinggal meyakinkan kepada orang-orang untuk mempercayai adanya kematian dan kebangkitan Yesus. Untuk itu ia harus nekad berdusta mengatakan Yesus mati di kayu salib, sekalipun Yesus telah membuktikan diri hidup di depan mata kepalanya sendiri saat di gurun, sebagaimana yang dilakukan Yesus kepada murid-murid dan seluruh jemaat.
Kelemahan ide Paulus ini adalah tidak bisa diajarkan kepada orang-orang Israel apalagi terhadap orang-orang Israel anggota jemaat. Itulah sebabnya Paulus mengumumkan dirinya telah dipilih sebagai rasul untuk orang-orang tak bersunat.
Paulus mempertemukan hal-hal dibawah ini untuk membentuk ajarannya
(Beginilah bagaimana keantikristusan diberikan jalan):
1. Kelahiran dirinya yang di luar tradisi yang wajar (Ayah romawi dan ibu yahudi)
2. Adanya rancangan rekayasa dalam dirinya (nama saulusnya dan kaitan-kaitannya).
3. Anggapan Yesus mati di tiang.
4. Kenyataan ramainya orang-orang tak bersunat masuk ke dalam jemaat
5. Adanya pengucilan oleh jemaat bersunat terhadap dirinya
6. Kemustahilan Israel memikul ajaran cinta kasih (keadilan, kesetiaan, belas kasihan).
7. Nubuat dikutuknya bangsa Israel.
8. Nubuat bangsa lain (Arab) menjadi bangsa pilihan.
9. Sikap antipati bangsa Israel terhadap bangsa Arab
10. Pertemuan di gurun yang sangat mendukung.
11. Yesus tidak membaptiskannya secara pribadi.
Tapi karena tidak ada yang namanya kematian Yesus di tiang, maka ajaran tersebut adalah ajaran dusta. Namun dusta bagi orang yang telah putus asa dari rahmat Allah seperti Paulus tentu tidak ada dosanya:
Ro 3:7 Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?
12. Paulus disidang di Yerusalem tentang penyimpangan ajaran.
Paulus dipanggil ke Yerusalem untuk ditanyai tentang penyimpangan-penyimpangan yang ia ajarkan di daerah-daerah lain. Namun dalam Sidang Jemaat ia dapat memenangkan perdebatan dengan pemutarbalikannya sehingga ia dibiarkan oleh murid-murid, apalagi ia “membuktikan diri” dengan membawa persembahan yang banyak atas nama jemaat tak bersunat.
Dan terkait dengan kegelisahan orang-orang yahudi luar jemaat, ada dari murid-murid menyarankan agar Paulus berpura-pura mentahirkan diri dengan tradisi yahudi karena mereka juga telah mendengar khabar dirinya mengajarkan pembatalan Taurat di daerah-daerah lain itu. Mereka ini juga membawa Paulus ke sebuah sidang, namun dalam hal ini Paulus memastikan kepada mereka bahwa Yesus hidup alias tidak mati (Kisah 25:19), padahal kepada jemaat tak bersunatnya ia mengaku Yesus mati. Inilah yang ia maksudkan dengan dua sikap terhadap yahudi dan bukan yahudi untuk memenangkan hati mereka (1Korintus 9: 19-22).
13. Paulus memisahkan diri dari jemaat.
Dengan alasan kelahirannya Paulus yakin bahwa dirinya memang ditakdirkan untuk membatalkan ajaran Hukum, dengan demikian ia merasa ditakdirkan tidak sejalan dengan Yesus yang menyatakan Hukum. Dengan kata lain ia tahu dirinya ditakdirkan menjadi antikristus. Paulus telah menemukan allahnya sendiri. Maka Paulus memberanikan diri memisahkan diri dari Yesus dan kepemimpinan murid-murid melalui perkataannya dibawah ini:
Galatia 1: 15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, 16 berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; 17 juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.
Roma 9: 3 Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.
14. Penyangkalan Paulus terhadap Yesus.
Sumpah apapun yang dinyatakan oleh Paulus tentang hubungan dirinya dengan Yesus sesungguhnya hanyalah sumpah palsu, karena sesungguhnya Paulus menyangkal Yesus.
Pernyataan Yohanes dari jemaat Yerusalem:
2Yohanes 1:7 Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.
Pernyataan-pernyataan Paulus dari jemaat Makedonia:
2Korintus 5: 16 Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. 17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
Roma 10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
Ibrani 6: 1 Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, 2 yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal. 3 Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya.
2Korintus 12: 2 Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. 3 Aku juga tahu tentang orang itu, --entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- 4 ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. 5 Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.
Roma 9: 3 Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.
15. Fitnah Paulus tentang keberadaan murid-murid.
Galatia 2:6 Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu--bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka--bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku.
2Korintus 11: 4 Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima. 5 Tetapi menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu.
2Korintus 11: 13 Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. 14 Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. 15 Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.
2Korintus 11: 22 Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga orang Ibrani! Apakah mereka orang Israel? Aku juga orang Israel. Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga keturunan Abraham! 23 Apakah mereka pelayan Kristus? --aku berkata seperti orang gila--aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.
16. Fitnah Paulus tentang keyakinan jemaat bersunat.
Roma 3:20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Galatia 3:11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman."
Galatia 5:2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.
Bandingkan dengan pernyataan-pernyataan dibawah ini:
Kejadian 17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; 11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
Matius 8:11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga,
Matius 12:18 "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan Hukum kepada bangsa-bangsa.