Pages

Rabu, 21 September 2011

Puncak ketakutanku kepada Allah

Sungguh bulu romaku berdiri, nafasku sesak ketika masih ada orang mengatakan Anak Allah, bahkan ketika ada orang menyembah manusia lain yang dianggapnya sebagai Allah yang wujud.
Aku sungguh takut akan murka Allah dan seakan langit akan Runtuh digoncang dasyatnya suatu kekuatan yang maha besar. bintang bintang saling bertabrakan porak poranda akan suatu persamaan antara Yang Maha Segalanya dengan Mahluknya.

 ‘Aisyah r.a.: Hai Ibu apakah Nabi Muhammad saw. telah melihat Allah?
Jawab Aisyah r.a. : Sungguh berdiri bulu romaku sebab pertanyaanmu itu, dimanakah engkau dari tiga macam, orang yang menerangkan itu maka ia dusta:

Siapa yang menerangkan padamu bahwa Nabi Muhammad saw. melihat Allah, maka ia dusta.


Laa tudrikuhul abshaaru wa huwa yudrikul abshaara wa huwal lathiful
Allah tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, dan Dia yang mencapai semua penglihatan, dan Dia maha halus kekuasaanNya yang maha mengetahui sedalam-dalamnya.

Wama kana libasyarin an yukallimahullah illa wahyan au min waraa ’i hijab
Tiada seorang yang berkata-kata dengan Allah melainkan dengan wahyu atau dari balik tabir/hijab

Siapa yang mengatakan bahwa ia mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, maka sungguh dusta
Wama tadri nafsun madza taksibu ghada
Dan tiada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari
.
Dan siapa yang berkata bahwa Nabi Muhammad saw. menyembunyikan apa yang diwahyukan oleh Allah maka sungguh orang itu dusta, lalu
Siti Aisyah membaca: Ya ayyuhar rasulu balligh maa unzila ilaika min rabbika 
(Hai utusan Allah sampaikanlah apa yang diturunkan oleh Tuhan kepadamu).

Tetapi Nabi Muhammad saw. telah melihat Jibril dalam bentuk yang sebenarnya dua kali. (Bukhari, Muslim).

Hadist diatas menerangkan secara jelas kepada kita bahwa sebenarnya Nabi Muhammad Saw tidak pernah bertemu dengan Allah pada saat Miraj,kenapa demikian??
Karena Allah itu Muhidun fil Alamin, Allah itu maha besar,tidak ada persamaannya dengan Mahkluk dan benda apa pun juga dan tidak dapat dilihat dengan mata kepala(gaibul buyub).

Bukti lain bahwa Allah itu tidak dapat dilihat adalah tentang Nabi Musa as yang ingin melihat Allah,dan pada saat Allah ingin menampakan diri, gunung Thursina hancur.

ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR