Pages

Kamis, 20 Januari 2011

Ustad Abdul Aziz ( Hijrah dari Hindu ke Islam )

Hiyadah yang diterima seseorang adalah hak penuh kuasa Allah yang diberikan kepada hambanya. Tak ada seorangpun yang mampu merubah keyakinan hati untuk bisa masuk Islam. Seperti halnya doa Rasulullah memohon kepada Allah agar pamannya Abu Thalib diberikan hidayah supaya memeluk Islam namun Allah tidak mengabulkannya. Begitupula Istri Nabi Luth ataupun putra Nabi Nuh as. 

Sama halnya yang dialami oleh Ust Abdul Aziz. Sebelumnya beliu adalah seorang pendeta hindu yang tinggal di dalam keluarga Hindu dan menjadi juru agama untuk mengajak semua orang agar menganut agama Hindu. Selasa malam 21 Juli 2010 bertempat di Gedung Syariah di Jalan Adi Sumarmo Solo beliu memceritakan panjang lebar mengenai perjalanan spriritualnya dihadapan ratusan jama'ah yang memadati gedung dan bahkan sampai menutup jalan Adi Sumarmo.

Perjalanan hijrahnya ke Islam diawali dengan saat Ustad Abdul Aziz melakukan ritulal demi meraih kastanya menjadi Brahmana. Di hari ketiga ia melakukan ritual dimalam hari ia diuji oleh tuhan diserbu oleh ribuan nyamuk, ia pun lantas membacakan ritualnya dan ribuan nyamuk itupun hilang. Di hari kelima ujian yang datang adalah bau busuk yang sangat menyengat menyelimuti tubuhnya, mantra dibacakan dan ujian itupun hilang. Namun, dihari ke tuju ia diuji oleh suara takbir, bacaan ritualpun langsung ia ucapkan namun bukannya hilang suara takbir malah perlahan semakin keras ia bacakan takbir bertambah keras. Merasa kewalahan ia lantas menghentikan ibadahnya.

Berhari-hari ia diliputi perasaan yang tak menentu hingga disuatu saat ia lantas menemui seorang ustadz. Akhirnya ia berniat masuk Islam diawali dengan membaca syahadat. Cobaan Hijrah dari kegelapan menuju cahaya Islam tak semudah ia hadapi seperti halnya sebagian banyak orang. Pernah ia dipanggil oleh keluarganya untuk disidang dan dimarahi sebab ia dikatakan mempermalukan keluarga, bahkan iapun pernah diludahi pamannya.

Ujian yang berat ia terima pada saat ia disekap disebuah ruangan disaat bapak dan ibunya pergi. Ia diikat oleh pamanya dan lehernya ditempel golok yang siap menebasnya. Disaat itulah ia lantas berdoa “Ya, Allah ijinkanlah hambamu in hidup agar bisa menebus dosa besar hamba dimasa lalu...” perlindungan Allahpun tiba. Ayahnya pun tiba-tiba pulang dan selanjutnya menghentikan perbuatan biadab tersebut. Hari demi hari ia lalui dengan ikhlas. Sholatpun ia lakukan dengan bacaan yang minim sebab ia belum menghafal yaitu dengan membaca basmallah selesai takbir. Namun, keistiqomahan dan keikhlasan itulah yang menyebabkan Ayahnya lantas mengikuti jejaknya untuk masuk Islam meski beberapa waktu kemudian Allah mengambil nyawa ayahnya. Lambat laun ibu dan saudaranya yang berjumlah lima orang juga masuk Islam.

Bahkan ratusan orang dari daerahnya juga mampu ia ajak untuk memeluk agama Islam disaksikan oleh wakil bupati ratusan orang tersebut bersyahadat secara bersama-sama.

Dalam acara tersebut juga disampaikan penelitian Ust Abdul Aziz bahwa tradisi pencampuran ibadah dalam jawa seperti memperingati kematian 3 hari sampai 1000 hari, tumpengan, dan lainnya adalah merupakan adopsi dari ajaran Hindu yang ada dalillnya didalam kitab Wedha. Yang beliu susun dalam bukunya yang berjudul “Muallaf menggugat Slametan”. Acara yang diselenggarakan oleh Radio RDS FM dan Santri group selesai pada jam 21.30 wib